- Home>
- PERCAKAPAN TENTANG SAKIT
Posted by : Unknown
Kamis, 11 Oktober 2012
"Mak,Indah ingin
makan apel." "Tunggu ya Nak,Bapakmu belum pulang." "Mengapa
harus menunggu Bapak?" "Tadi pagi,Emak sudah pesan pada Bapak,kalau pulang
beli apel di stasiun."
"Emang Bapak punya
uang,Mak." "Mudah-mudahan hari ini Bapak dapat banyak rezeki hingga
bisa beliin Indah apel yang banyak.Makanya Indah doain Bapak ya..."
"Iya,Mak." "Nah, gitu dong. Itu baru Indah, anak Emak yang cantik."
"Mak,biasanya
kalau sakit kan banyak yang nengokin.Kayak waktu kita ikut nengokin Ibu Dede,
Ibu Roni, Ibu Raihan.... Enak yaMak...Ada yang bawa buah-buahan. Ada yang
ngasih makanan. Ada yang ngasih uang." "Hus... kamu ini, sakit kok
dibilang enak." "Memang begitu kan,Mak."
"Tapi Indah nggak
dirawat di rumah sakit?" "Jadi Indah harus dibawa ke rumah sakit biar
ditengokin orang-orang?" "Kalau di kampung ini biasanya begitu,
Nak." "Kalau begitu, mengapa Indah tidak dibawa ke rumah sakit saja?"
"Uang Emak tidak cukup untuk biaya berobat ke rumah sakit.Bapakmu belum
dapat kerjaan tetap.Kamu tidur ajadulu ya,sambil nungguBapak
pulang.Mudahmudahan Bapak pulang bawa apel."
"Tapi Indah ingin
apel dari orangorang." "Kan sama saja, Nak." "Enggak mau...
Indah mau apel dari orang-orang." "Ssst...diam dulu Nak,tuh dengar
ada pengumuman dari masjid."
"Perhatian bagi
Ibu-Ibu warga RT 01 RW 04 yang ingin ikut menjenguk Ibu Hajjah Nuriyah yang
sedang di rawat di Rumah Sakit Waras Medika,harap berkumpul di rumah Ibu Ria
nanti sore pukul tiga lebih tiga puluh. Sekali lagi, pukul tiga lebih tiga
puluh.Terima kasih atas perhatiannya." ***
"Indah,anak saya
sakit keras Pak RT." "Sakit apa?" "Sepertinya
demam.Badannya panas, kadang muntah-muntah. Semalam tak henti-hentinya dia
mengigau." "Sudah diperiksa ke dokter?" "Belum Pak
RT?" "Waduh, jangan sampai terlambat Mas. Jangan-jangan Indah kena
demam berdarah."
"Periksa ke dokter
kan biayanya mahal Pak RT." "Ke puskesmas kan bisa." "Hari
minggu kan puskesmas tutup Pak RT." "Iya, ya. Kalau begitu kasih obat
penurun demam saja." "Sudah Pak RT, saya sudah beli obat yang sering
diiklankan di televisi itu. Katanya begitu minum langsung baikan, ternyata
panasnya gak turun juga.Mana harga obatnya lumayan mahal lagi."
"Namanya juga
iklan, Mas. Jadi apa yang bisa saya bantu Mas Paijo." "Maaf Pak RT,
sebenarnya saya malu mengatakannya... Indah hanya ingin makan apel.Kalau
kemauannya dituruti pasti dia akan lebih baikan." "Belikan saja, kan
di stasiun murah. Lima ribu dapat lima. Kalau nggak punya uang, pakai uang saya
saja. Gitu aja kok repot."
"Kalau itu,saya
juga tahu Pak RT.Setiap hari saya kan naik kereta.Tadi sudah saya belikan,tapi
Indah tidak mau makan." "Memangnya kenapa?" "Indah ingin
apel pemberian orangorang." "Maksudnya?" "Wah..saya jadi malu.Begini
Pak RT... Sepertinya Indah ingin dijenguk ibu-ibu warga kampung kita dan diberi
apel seperti orang-orang lain yang sakit." "Oh gitu..."
"Namanya juga
anak-anak. Harap maklumlah Pak." "Jadi saya harus mengumpulkan ibuibu
untuk menjenguk Indah?" "Terserah Pak RT saja. Nggak usah
banyak-banyak juga nggak apa-apa.Dua atau tiga orang saya kira sudah
cukup" "Tapi kan Indah belum dibawa ke rumah sakit. Bagaimana saya
harus mengumpulkan warga."
"Bilang saja Indah
sakit keras. Memangnya harus dibawa ke rumah sakit dulu baru warga bisa
menjenguknya?" "Ya, tidak begitu mas Paijo.Tapi kalau sudah dirawat
di rumah sakit,warga jadi tahu bahwa sakit Indah benar-benar parah.Saya juga
lebih enak ngomong-nya." "Tapi Indah benar-benar sakit pak."
"Saya tahu, tapi kalau tidak dibawa ke rumah sakit, nanti warga bilang,
walah baru demam aja minta dijenguk."
"Jadi Indah harus
saya bawa ke rumah sakit dulu?" "Lebih baik begitu.Bukan hanya agar
bisa dijenguk warga, yang lebih penting agar penyakit Indah bisa
dideteksi." "Saya juga bermaksud begitu pak RT, tapi saya sedang
tidak punya uang.Biaya rumah sakit kan mahal." "Waduh gimanaya.Jadi
serbasalah nih." "Jadi Pak RT tidak bisa menolong saya?"
"Bukan begitu,Mas" "Jadi gimana dong" "Begini saja,
nanti saya bicarakan dengan Ketua Pengajian."
"Kalau bisa sore
ini Pak RT,saya takut Indah kenapa-napa." "Iya, saya tahu.Tapi
sebentar lagi, Ibuibu akan berangkat menjenguk Ibu Hajjah Nuriyah.Mas Paijo kan
dengar sendiri tadi sudah ada pengumumamnnya dari musala. Nggak enak kan sama Ibu
Nuriyah. Sudah dua hari ia dirawat di Rumah Sakit Waras Medika. Kabarnya sih
mau dioperasi. Bagaimana kalau besok pagi saja."
"Kan Ibu Nuriyah
orang kaya, punya rumah makan dan anaknya jadi pengusaha semua.Tanpa dijenguk
pun ia bisa membayar biaya rumah sakit." "Jangan begitu Mas Paijo.
Kita tidak boleh membeda-bedakan orang." "Kalau begitu, Pak RT juga
jangan membeda-bedakan Indah dong." "Iya tapi Ibu Nuriyah sakit lebih
dulu. Dan sekarang terbaring di rumah sakit menunggu operasi kanker kalau nggak
salah.Pokoknya penyakit orang kayalah."
"Indah tidak saya
bawa ke rumah sakit karena nggak ada biaya. Harusnya anak saya yang ditolong
lebih dulu". "Waduh,saya jadi tambah bingung nih." "Begini
saja Pak RT. Bagaimana kalau sebelum berangkat Ibu-ibu disuruh mampir ke
kontrakan saya dulu." "Waduh, kan Rumah Sakit Waras Medika jauh pak.
Tahu sendiri jalanjalan di ibukota seringnya macet. Kalau ibu-ibu pada ribut,
nanti saya juga yang kena komplain,Mas" "Sebentar saja,lima menit
juga cukup." "Besok pagi saja, Mas. Saya nggak enak sama
Ibu-ibu."
"Walah, baru demam
saja minta ditengokin." "Namanya juga anak-anak bu." "Emang
sekarang di mana?" "Di rumah bu." "Saya kira dibawa ke
rumah sakit." "Saya nggak punya uang buat bawa Indah ke rumah sakit."
"Kita ini buru-buru mau ke rumah sakit, sore ini kita kan ibu-ibu sudah
sepakat untuk nengokin Ibu Hajjah Nuriyah di Rumah Sakit Waras Medika."
"Saya tahu bu.Tapi
sebentar saja,biar Indah puas" "Nanti kita terlambat bu. Jam besuknya
kan antara jam empat sampai jam enam sore. Bagaimana kalau besok pagi saja,
atau nanti malam sepulang dari besuk Ibu Hajjah Nuriyah." "Iya Bu
Paijo, besok aja deh kita nengokin Indah. Nggak mungkin to, kita batal besuk
Ibu Hajjah Nuriyah." "Maaf lho, bu. Bukannya mau beda-bedain, tapi
rencana sore ini kanudahmenjadi kesepakatan kita. Bahkan warga sudah banyak
yang iuran buat besuk Ibu Nuriyah. Nggak enak kalau dibatalin begitu
saja." ***
"Gimana
Bu..." "Katanya besok,Pak." "Tapi badan Indah semakin panas
bu. Sewaktu Ibu tinggal, Indah juga muntah sampai empat kali." "Apa
dibawa ke dokter saja?" "Bapak punya uang?" "Nggak
sih." "Ke puskesmas saja." "Hari minggu kan puskesmas
tutup." "Oalah, Pak... Kenapa Indah harus sakit di hari Minggu?"
"Bukan hanya jangan sakit di hari Minggu bu. Kalau bisa jangan sakit di
Jakarta dan sekitarnya."
"Jakarta dan
sekitarnya.... Seperti adzan magrib saja. Mungkin memang beginilah nasib orang
miskin. Makanya Bapak yang bener cari kerjaannya" "Jangan bilang
begitu Bu.Bapak juga sedang berusaha. Maklumlah, Bapak kan cuma lulusan SMP.
Sabar ya... Gusti Allah tidak tidur, semua pasti ada jalan keluarnya."
"Gusti Allah memang tidak pernah tidur. Kamunya saja yang tidak pernah
salat,makanya rezeki kita seret. " "Udah... udah... ah. Jangan
diungkitungkit terus." ***
"Bu, Indah ingin
makan apel." "Iya, Nak. Itu apelnya sudah ada. Ibu kupasin
ya..." "Indah maunya apel dari orangorang." "Entar, ya...
Ibu-ibu belum pulang dari rumah sakit." "Indah maunya sekarang."
"Pak...gimana ini.Badan Indah semakin panas saja." "Gimana kalau
kita bawa saja ke rumah sakit." "Yang mau bayar siapa?"
"Ya, gimana entar sajalah. Aku takut Indah kenapa-napa."
"Kalau begitu,
coba Bapak ke rumah Pak RT lagi. Siapa tahu kali ini dia bisa menolong. Kalau
nggak coba cari pinjaman ke rumah pak Husein." "Hutang yang dulu saja
belum lunas Bu.Bunganya juga semakin menumpuk. Nanti kita bayarnya pakai
apa?" "Ya, dicoba dulu Pak. Ngomong baikbaik, barangkali Pak Husein
mau memberi pinjaman tanpa bunga." "Tanpa bunga? Sepertinya mustahil
Bu.Tapi ya, udah-lah, Bapak akan coba bicara dengan Pak Husein. Tunggu sebentar
ya..." ***
"Wah,rumah
sakitnya bagus banget ya." "Iya, pasti biayanya mahal. Apalagi Ibu
Hajjah Nuriyah dirawat di ruang VIP. Bisa habis puluhan juta tuh..."
"Kalau aku, punya uang segitu, mendingan buat beli rumah. Nggak enak kan,
bertahun-tahun hidup ngontrak melulu." "Anak-anaknya juga baik-baik
semua. Udahkaya,baik lagi.Kapan saya bisa punya anak-anak seperti itu."
"Ibu Hajjah
Nuriyah memang beruntung punya anak-anak seperti mereka." "Iya, ya.
Tadi anak yang paling tua, malah nraktir kita semua makan fried chicken.
Sebenarnya nggak enak, nyumbang cuma goceng, ditraktir makan enak. He...
he..." "Nggak enak sih nggak enak. Tapi kayaknya kamu tadi nambah
ya." "Enak aja.Bukannya kamu juga nambah." "Udah... udah...
gitu aja ribut." "Iya, tuh.Kayak nggak pernah makan enak saja."
"We... sirik. Kamu sendiri seringnya beli ikan asin di warung Bu Ijah.Udah
itu ngutang lagi."
"Walah... kayak
kamu nggak pernah ngutang aja. Sekarang kamu kan nggak pernah belanja di warung
Bu Ijah.Takut ditagih utang tuh." "Udah... udah... baru njenguk orang
sakit kok ya pada ribut to... Tuh lihat kita udah nyampe...."
"Bang...Stop Bang.Sampai di sini saja." "Iya,Bang.Di sini
saja,kalau di depan musala, jalannya kejauhan." "Ayo, turunnya jangan
berebut." "Iya, nih...Orang kok badannya gedegede amat, jadi sulit
turun."
"Sst, jangan
ribut. Dengar tuh ada pengumuman dari musala." "Innalillahi wa
innailaihi rojiun. Diberitahukan kepada seluruh warga RT I RW IV, telah
meninggal dunia dengan tenang Indah Ratna Juwita Binti Paijo. Dimohon kepada
seluruh warga, terutama anak-anak muda, untuk bisa membantu persiapan pemakaman
yang Insya Allah akan dilaksanakan besok pukul sepuluh pagi." ***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar