- Home>
- SEPOTONG BUNCIS KENANGAN PADA BUNDA
Posted by : Unknown
Kamis, 11 Oktober 2012
Sepotong buncis
tergeletak di meja. “Uh! Bncis lagi !” batin Mea. Mea masuk ke kamar dan
langsung membanting tasnya.brak !. Saat masuk kamar, Mea tampak mencari-cari
seseorang. “Ma. Mama dimana ?” ujarnya. Mea masuk dapur, toilet, dan ruang
tamu. Semua tempat di rumahnya sudah ia masuki guna mencari mamanya. Tampak Mea
bingung sekali mencari mamanya. “cari siapa, non?” tanya mbak Tini, pembantu
dalam rumah Mea. ”aku cari mama mbak” ujar Mea polos. “maaf non, bukannya mama
non sedah meninggal satu tahun lalu.” Ujar mbak Tini. Mendengar hal itu Mea
langsung berlari menuju kearah taman. Sesampainya di taman, Mea duduk di bangku
taman,Mea jadi teringat mamanya. Semasa mamanya masih hidup, Mea sering sekali
menyiram bunga , mencabuti rumput, duduk santai , bersama mamanya .pelan namun
pasti, air mata Mea mulai menetes satu persatu . lembaran lembaran masa lalu
yang di lalui bersama mamanya kini tinggal memori belaka . kadang kadang malah
datang menghampiri Mea . Mea sangat menyesali semua tindakannya selama ini . “
mama , maafin Mea ya ? dulu Mea sering menyakiti perasaan mama . maaf ya. Kenapa
Mea ngga’ pernah sadar .kalau Mea ngga’ akan ketemu sama mama lagi “.ujar Mea
di sela isak tangisnya . rupanya Mea masih mengharap kehadiran mamanya yang
dulu telah di sia siakan oleh Mea .
Tak terasa, hari
mulai gelap. Angin malam terasa menggigit tulang . dari dalam rumah terdengar
suara panggilan . “ Mea !!! kamu dimana Mea ? ujar papanya sambil terus
berjalan mencari putri kesayangannya itu . “ Mea ! papa pulang “ ujarnya lagi .
setelah putus asa mencari di dalam ruangan , ahirnya Mea di temukan di taman. “
Mea ! kamu kog di sini ? kamu kenapa ?” ujar papanya mulai hawatir . “ papa ,
Mea kangen sama mama. Mea pingin ketemu sama mama “ ujarnya manja di pangkuan
papanya itu . “ Mea , kamu yang sabar ya . bukan Cuma kamu yang kangen sama
mama, papa juga kangen sama mama . Mea yang tenang ya! Kalau ada waktu papa
pasti ajak Mea ke rumah mama. Sekarang kitamasuk yuk ! ajak papanya .
Keesokkan harinnya
, “ Mea . bangun sayang !!! sudah siang , nanti terlambat sekolahnnya “ ujar
papa Mea . namu tak ada jawaban dari dalam kamar . dengan terpaksa , papa Mea
mengambil kunci serep kamar Mea karena kamar Mea di kunci dari dalam . alangkah
kagetnya papa Mea saat didapatinya putri kesayanganya tergolek lemah di tempat
tidur . “ tidak biasanya Mea seperti ini “ gumam papa Mea .dirabanya kening
anak itu , panas ! terasa sangat berbeda dari kondisi Mea biasanya. “ Mea .
kamu kenapa kog badannya panas ? kita ke dokter ya ?” ujar papanya hawatir .
setelah dibawa ke dokter , ternyata Mea menderita penyakit yang disebabkan karena
kurang mengkonsumsi buncis. Alangkah kaget beserta takutnya Mea mendengar
pernyataan itu . “ papa ................. Mea takut pa! Mea kenapa pa ? ini
pasti ada hubungannya sama almarhumah mama “ tebaknya ,. “ Mea , kamu tadi
sudah mendengar kan apa kata dokter , papa rasa papa tidak perlu menjelaskan
untuk kedua kalinya . papa yakin Mea udah ngerti “ ujar papanya pelan namun
pasti .Mea tampak menitikkan air mata , mungkin Cuma ada penyesalan di hati Mea
, setelah dia tahu apa yang terjadi pada dirinya . “ papa...... Mea merasa
bersalah sama mama. Mea dulu sering marah sama mama karena mama yang selalu
nyuruh Mea makan buncis . padahal Mea benci banget sama buncis . tapi Mea
sekarang tau , kalau semua nasehat mama dulu itu benar” ujarnya menyesal . Mea sadar
, sekarang ga akan ada yang menasehatinya lagi . “ Mea . di sini masih ada papa
kog .tenang , papa akan menjagamu “ ujar papanya menghibur .
Setelah sembuh
dari sakitnya , Mea mengajak papanya untuk menengok makam mamanya . “ please pa
! untuk ngobatin kangen Mea “ ujarnya memelas . saat pulang dari kantor ,
papanya meluangkan waktu untuk Mea . dan beliau berjanji untuk lebih
mementingkan Mea dari pada pekerjaannya .
Mea menangis di pusara mamanya . sambil menyesali perbuatanya selama ini . Hangatnya mentari sore menemani kesadaran Mea akan kekeliruannya selama ini.
Mea menangis di pusara mamanya . sambil menyesali perbuatanya selama ini . Hangatnya mentari sore menemani kesadaran Mea akan kekeliruannya selama ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar